Pertemuan itu tidak sesuai harapan yang diinginkan Karto yang itu pun tidak diketahui olehnya apa penyebabnya.
Kira-kira jam setengah delapan malam Karto bersama teman-temannya tiba di sebuah villa untuk memenuhi undangan pertemuan antar organissasi yang bersifat santai tapi serius. Di sana ada sekitar enam organisasi kemehasiswaan yang hadir dalam acara tersebut. Acara sarasehan itu langsung dimulai setelah hampir semua sudah hadir karena tidak mungkin jika hanya satu organisasi yang belum hadir mengingat waktu sudah hampir waktunya tidur dan lagi pula sifatnyapun tidak sebegitu resmi.
Tapi ketika acara sudah hampir dimulai satu organisasi itu telah
datang dan akhirnya semuanya turut bersyukur dan lengkaplah semua yang diundang. Acara pertama adalah perkenalan satu-satu diawali dari si tuan rumah sampai semua undangan. Perkenalan itu berjalan biasa saja namun ada satu yang menarik yaitu saat salah seorang gadis menyebutkan namanya Karto membuat sedikit humor yang disambut meriah semua orang. ”ooooohhhh,,,,,namanya Anelie san” katanya kepada Eksan temannya yang datang paling belakangan sambil mengejeknya. ”oooooooo......Anelie” balas si Eksan meneruskan humoran dan suasana semakin membuat orang bergelak tawa riuh dan cekakakan. Berkali-kali kata-kata itu diulangi lagi pada saat yang sudah agak serius. Akhirnya suasana semakin gemuruh akibat dua orang yang salilng membuat gaduh yaitu Karto dan Eksan. Saat usai pertemuan usai dan hendak berpamitan dengan si tuan rumah itu sempat membuat merah muka dari Anelie karena tidak hanya dua orang itu tapi sekarang semakin banyak orang yang menggoda-godanya dengan saling mencomblangkan terutam kepada Karto dan Eksan. Keluar dari villa dan melanjutkan perjalanan pulang dua orang itu, Karto dan Eksan saling mencomblangkan, namun keduanya hanyalah sungkan yang ditunjukan. Tidak ada yang mau mengakui bahwa dari kedua orang itu memilliki perasaan untuk memiliki Anelie. Namun lama kelamaan Karto tidak tahan dengan hasratnya akhirnya dia mengutarakan niatnya untuk mendekati gadis itu dilain hari. Dan anehnya lagi Eksan pun jjuga tidak mau kalah, dia berkeinginan yang sama lagi. Dan akhirnya keduanya saling sepakat untuk mendekati Anelie yang berparas ayu manis itu. Dengan cara masing-masing entah itu apapun asalkan tidak main dukun dan tidak menggunakan cara-cara yang tidak sportif. Sekitar satu minggu kemudian ada inisiatif dari karto untuk mengirimkan ajakan kencan melalui surat. Surat?. Dijaman yang serba canggih ini masih menggunakan cara itu?. Namun kenyataan Anelie menyanggupi undangan itu. Malam jumat Karto dan Anelie menikmati kopi dan susu di sebuah warung kopi. Tentunya di temani orang-orang yang tidak dikenal. Di tengah-tengah obrolan benyak orang mereka berdua merasa santai-santai saja. Tidak ada hal yang sangat serius apa yang mereka perbincangkan hanya sekedar celoteh-celoteh biasa. Mereka sibuk dengan candaan terkadang Anelie mencubit-cubit lengan Karto karena merasa candaan yang diberikan Karto membuatnya gemes. Ada kalanya Anelie menanyai perihal yang sifatnya pribadi. Misal, Anelie menanyai Karto apakah dia masih mempunyai kekasih atau tetap setia dengan kesendirian. Namun ada kalanya Anelie membutuhkan orang yang mampu mendengarkan keluh kesahnya. Ini tidak ditanggapi oleh Karto karena baginya tidak perlu iuuntuk terburu-buru untuk lebih menjalin hubungan yang lebih dekat. Maka apa yang dilakukan oleh Karto seketika Anelie mengetahuinya dengan gamblang. Malam semakin suntuk. Memaksa mereka berdua saatnya untuk segera mengakhiri pertemuan itu.
Banyak pertanyaan yang menghinggapi Karto dan Anelie dihari-hari selanjutnya. Mengapa sosok yang dahulunya sangat hangat tiba-tiba berpenampilan begitu dingin. Karto akhirnya tidak melanjutkan keinginannya untuk memiliki Anelie dikarenakan dia tidak suka dengan gaya kehidupannya. Kehidupan yang begitu glamor dan sedikit kehedon-hedonan sangat bertentangan dengan kehidupan dan prinsip hidup Karto. Dan Anelie. Anelie tidak ada perasaan terhadap Karto. Bagi Anelie, Karto tidak bisa memberikan rasa kenyamanan terhadapnya. Anelie membutuhkan kedewasaan mengenai perasaan kasih sayang dan pelindung hati. Itu yang tidak ditemukan dari Karto. Memang keduanya berbeda dihari ini. Entah kelak. Entah apa lagi yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar