Selasa, 30 Januari 2018

"apu lu bisa...?" kalimat saktinya

Aku merasa jijik dengan orang yang berbangga-bangga dengan kekayaan, kejayaan ataupun keberhasilan mereka. Namun aku lebih jijik dan muak dengan orang yang membangga-banggakan bahwa dia sudah berhasil tidur dijalanan, bias hidup liar, dan merasa hebat karena bias tidur dimanapun selama dua sampai tiga hari. Dengan kalimat saktinya “saya pernah tidur dijalan pas lagi kegiatan social, mbagi-mbagiin bantuan...”, atau “wah….gue masa bodo aja,
tidur aja sembarangan”,,,,atau “gue pernah tuh,,pas nyalurin bantuan untuk korban banjir lari-larian buat mbagiin makanan”…atau “gue lebih seneng kalau bias terlibat langsung dalam kegiatan social daripada duduk-duduk aja didepan komputer”… atau yang paling membuat jijik “wah,,,sekali-kali lu nyobain kayak gue tidur diposko…”……kalimat-kalimat sakti itu hanya secuil dari kelakar cerita sombong yang sebenarnya bisa membuat orang merasa diremehkan, yang sebenarnya bisa dibilang  “lu bisa nggak kayak gue” atau “gue ragu kalau lu bisa hidup dijalan kayak gue”…atau “mana mungkin lue bisa hidup dijalan, lu kan anak rumahan”…..

Ingin kuludahi muka orang yang bicara seperti itu. Mereka tidak sadar kalau dia hidup dijalan hanya karena tugas dari kantor dengan biaya makan, minum dan buang air yang sudah ditanggung pihak kantor. Selama ini aku hanya diam, dan ketika waktunya tiba, akan kutantang mereka untuk keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan keluar dari rumah tanpa pulang kerumah. Dan dengan meninggalkan anak isteri keluarga mereka tanpa komunikasi apapun. Apa mereka akan berbangga-bangga lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar