Aku merasa jijik
dengan orang yang berbangga-bangga dengan kekayaan, kejayaan ataupun
keberhasilan mereka. Namun aku lebih jijik dan muak dengan orang yang
membangga-banggakan bahwa dia sudah berhasil tidur dijalanan, bias hidup liar,
dan merasa hebat karena bias tidur dimanapun selama dua sampai tiga hari. Dengan
kalimat saktinya “saya pernah tidur dijalan pas lagi kegiatan social,
mbagi-mbagiin bantuan...”, atau “wah….gue masa bodo aja,
tidur aja sembarangan”,,,,atau
“gue pernah tuh,,pas nyalurin bantuan untuk korban banjir lari-larian buat
mbagiin makanan”…atau “gue lebih seneng kalau bias terlibat langsung dalam
kegiatan social daripada duduk-duduk aja didepan komputer”… atau yang paling
membuat jijik “wah,,,sekali-kali lu nyobain kayak gue tidur diposko…”……kalimat-kalimat
sakti itu hanya secuil dari kelakar cerita sombong yang sebenarnya bisa membuat
orang merasa diremehkan, yang sebenarnya bisa dibilang “lu bisa nggak kayak gue” atau “gue ragu
kalau lu bisa hidup dijalan kayak gue”…atau “mana mungkin lue bisa hidup
dijalan, lu kan anak rumahan”…..
Ingin kuludahi muka orang yang bicara seperti itu.
Mereka tidak sadar kalau dia hidup dijalan hanya karena tugas dari kantor
dengan biaya makan, minum dan buang air yang sudah ditanggung pihak kantor. Selama
ini aku hanya diam, dan ketika waktunya tiba, akan kutantang mereka untuk
keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan keluar dari rumah tanpa pulang kerumah. Dan dengan meninggalkan anak isteri
keluarga mereka tanpa komunikasi apapun. Apa mereka akan berbangga-bangga lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar