suara redup, otakku susah
malah langkah ini terpatri oleh sebuah gedebok pisang
tertancap, terombang-ambig kian kemari
dilempar, ditubrukkan sesamaku
tanganku direntangkan dan disempitkan
dengan satu penguasa tunggal yang berdurasi satu malam
sret.
clak.
blar.
sinden, waranggono dan yogo beraksi
aku, pun demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar