Senin, 02 Mei 2011

SANG TAMU CANTIK


Malam yang menggoda, begitu panas melekat dikulit ini. Rasa-rasanya ingin membuka baju. Di bulan terakhir tahun 2010 tinggal menuggu datangnya penutup pintu dan membuka pintu baru tahun selanjutnya. Tahun yang akan terlewatkan dengan berjuta-juta cerita yang terarungi setiap kita bernafas. Penuh dengan sesak-sesak didada karena ulah kita sendiri. Sembrono. Membuat kita yang menjalani cerita pasti mengalami perwsaan kecewa tiada tara. Tak luput dengan halnya cinta, bisa cinta kita terhadap siapa saja dan apapun. Ketika bulan terakhir tiba kita akan sadar bahwa kita telah melalui sebelas bulan tapi yang menjadi pertanyaannya adalah apa yang kita lakukan di hari kemaren. Biasaakah, luar biasakah.

Ini kisahku di akhir-akhir tahun kemaren. Kisah cinta anak muda pada umumnya. September yang indah. Karena seorang wanita datang dengan tiba-tiba tanpa permisi di dalam hati. Dengan senyum manis manja yang pandai merayu. Kupersilahkan duduk dan ku suguhinya dengan setulus hati dan jiwa. Air putih yang kupunya dann belum sempat membuat minuman yang enak. Kusuguhi pula dengan makanan seadanya ibaratnya seperti itu. Yang sebenarnya di dalam hatiku belum mempunyai keistimewaan dalam urusan asmara. Sehingga dia hanya mencicipi makanan tidak menghabiskan hidangan yang kusuguhkan. Walaupun kusuguhi seperti itu dia nyatanya tetap masih kembali mengujungi rumah hatiku. Saat dia kembali lagi akan ku suguhinya dengan macam yang sama ternyata dia tidak ada persoalan dengan itu.

Bulan oktober yang makin menggebu. Tamu hati itu aku sempatkan untuk melihat apa yang ada dalam persinggahan hatiku. Kuajak kelilingi rumahku yang elok dalam pikiranku sendiri. Dia berkata “berapa luas kamu bisa ajak aku berkeliling seperti ini?”, lantas aku hanya seadanya saja “mungkin ini saja saat ini”. Entah lusa entah lusa siapa tahu aku dapat mengajaknya mengarungi bahtera dunia. Bulan ini sangat begitu terasa dalam hati bagi si tuan rumah dan sang tamu cantik.

November. Bulan pergulatan batinku. Sang tamu cantik tak pernah menengok ke pekaranganku hatiku lagi. Mungkin karena sederhana saja rumah hatiku sehingga dia merasa kurang istimewa olehnya. Dan dia pergi berjelajah kemana dia sukai. Anjing milik sang tamu cantik begitu ngotot ingin mengajak majikannya untuk pergi ke kota lain untuk bertemu dengan rumah asing lainnya. Sang tamu cantiku tadi semakin nyaman dengan rumah asing itu. Dan kemudian melupakan segala apa yang telah aku suguhkan selama ini. November adalah bulan dimana ada seorang pemburu kecantikan rupa dunia. Dengan tingkah apapun dia akan  lakukan dan segala cara tentu berusaha untuk menarik perhatian sang tamu cantik. November kalut. November membosankan.

Bulan hampir yang terakhir datang. Pada saat itu sang tamu cantik selalu keluar kota tentunya ke rumah asing itu. Dan si pemburu kecantikan itu berkunjung ke rumahku untuk mencari bantuan untuk menarik perhatian dia, aku pun memberikannya apa yang dia cari. Aku ceritakan apa yang aku tahu tentang sang tamu cantik.

Inilah bulan terakhir di tahun ini dengan mental seadaku aku bertindak sebagai pemburu kecantikan rupa dunia. Namun pada akhirnya kutemukan sang tamu cantik sedang duduk-duduk dengan tamunya. Tamu itu mungkin pemilik rumah asing di luar kota itu. Memang benar apa yang aku sangka. Suatu saat pasti kutemukan jawaban lain dari sang tamu cantik apa sebenarnya cerita ini. Bulan yang terakhir adalah bulan di ujung tanduk. Hari terakhir kulalui dengan hati bercemas. Saat pagi menjemput mata orang sehabis merayakan hari pertama di awal tahun. Aku berjumpa dengannya sedang bergandengan tangan dan berjalan dengan sangat mesranya. Hati ini sakit tiada tertahan dalam hati. Memang mata tidak meneteskan air mata tetapi hati terlunta-lunta. Hati ini tersaksikan pantai dan ombak laut yang indah. Hanya hati ini tidak seperti alam yang kusaksikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar