Rabu, 28 Desember 2011

Berburu Obrol.........???

Kita bertumpu pada pantat, duduk bersila. Aku yang membuka obrolan lebih dulu sedangkan kau yang menyambutnya. Dari sana kita mulai bertarung dengan gaya bahasa masing-masing seakan sedang berbalas pantun saling menjawab saling mananyai. Dalam batinku aku memprotesmu karena kau tiba terlambat sekurangnya tiga puluh menitan. Untungnya di tempatku aku bercuap-cuap dengan kawan lama. Kami sudah membincangkan apa kabar-apa kabar. Serta mencuri pandang jauh dari pelupuk mata.

Syukurlah kau tiba sebelum aku memutuskan untuk kembali pulang. Aku lanjutkan ceritaku. Kita sudah duduk bersila. Aku tanyai kabarmu teman-teman semalam yang
sudah berbincang asyik dengan melupakan malam. Mereka sedang mengalami masa-masa kasmaran__dalam bahasa gaulnya lagi galau. Ah, mereka selalu menjadikan masalah wanita sebagai masalah yang amat sangat pelik. Kau mengutarakan bahwa kau tak sebegitu memperhitungkan hal semacam itu. Memang aku akui kau begitu. Cukup baik lah untuk kita obrolkan malam ini. Mengenai romantika anak laki-perempuan memang asyik untuk diangkat menjadi tema bedah omongan. Dan di manapun semua orang tak luput dari apa itu yang kita cerca malam ini.

Ah, ada temanmu datang jadi kita bertambah obrolan. Akan ada perbincangan yang lain mungkin. Oh, memang benar sekarang kita membicarakan masalah sosial dan keadaan sekitar kita sekarang ini. Belum berganti obrolan kita kedatangan teman satu lagi. Nah, ini akan menjadikan obrolan menjadi lebih menjelma menjadi kelekar-kelekar menerjang karang yang akan menambah asupan muatan obrolan. Dan benar apa yang aku pikirkan.
Baiklah kita berpindah tempat dulu karena tempat situ ada sumber listrik untuk mengisi ulang baterai telepon genggam. Disamping itu, tempatnya pun lebih hangat untuk disinggahi. Ah lega rasanya kau sudah bisa menikmati alat komunikasimu. Mari kita mengobrolkan hal yang sama atau ganti topik pembicaraan. Ya, obrolan kita masih berkutat disini lagi. Lagi-lagi masalah asmara yang kita perbincangkan. Yah, tidak masalah.

Kikuk kok merasuki ruang obrolan kita, menghentikan ceracauan-ceracauan yang kita keluarkan dari mulut berbarengan dengan asap mengepul. Dan sekarang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Aku keluarkan novelku dan aku ingin melahapnya. Sembari menunggu temanku datang. Ah, ternyata kau dan mereka membuka obrolan lagi. Aku sambut kalian dengan kesadaran yang masih mengambang antara novelku dengan obrolan itu. Hingga akhirnya aku usaikan novel ini yang baru beberapa lembar aku balik-balik. Kita saling berburu obrolan untuk kita obrolkan. Kita seperti orang mencari jerami di tumpukan jerami saja, batinku tertawa lepas. Akhirnya teman yang ku tunggu datang juga. Bagus, obrolan makin kental dan makin hanyut. Suasana makin membuat kita merasa capek dan akhirnya peserta obrol tersisa tiga. Akhirnya kita bergosip, yah, aku layani saja karena aku sudah habis peluru-peluru untuk berburu obrolan. Dan kau temanku yang paling awal, sedari tadi kau selalu tidak jauh-jauh dari topik dimana kau melimpahkan rasa ketidaksenanganmu tentang tokoh, seseorang, kejadian dan apa saja kepadaku dan teman yang satunya. Kau ajak kami merasa tidak enak dengan keadaan yang kau timbulkan. Baiklah kita cukupkan sekian obrolan curhatan, analisis, cacian dan makian, pujian bahkan godaan. Tentunya kita semua akan susah mencari obrolan jikalau kita terus-menerus memburu mereka. Aku akan senang dengan obrolan yang mengandung makna baik. Aku harap kita mereproduksi obrolan yang baik itu dan dapat bercecar, berkloase, dan penuh semangat dengan kualitas terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar