Senin, 29 April 2013

AKU MEMBUNUHNYA



flickr.com
“Apa yang akan kau berikan?”tanya Wanda. “sesuatu hal yang akan membuatmu mempunyai emosi berlebih”,begituleh penjelasan singkat yang masih menyimpan teka-teki. Sedangkan wanda masih saja mengejar jawaban yang pasti dari Rizki. Rizki yang sengaja menyimpan kejutannya tetap mengelak dari pertanyaan yang diajukan. “eh, apa kamu lapar?”, “aku ingin makan di warung sebelah SD sana mungkin di sana masakannya enak”, ajak Rizki sembari mengalihkan pertanyaan Wanda. “aku hanya ingin tahu apa yang akan kau berikan padaku”, muka cemberut sengaja ditampakkan Wanda tanda mulai kesal. “bukankah akan menyenangkan jika itu menjadi kejutan yang menarik kalau aku tetap menyimpannya?”, jawab Rizki sekenanya.
Dengan muka kembali ceria, mereka pergi setelah makan di warung yang dimaksudkan Rizki. Mereka bercanda ria di dalam perjalanan menuju pantai. Lamanya perjalanan membuat gadis manis di sebelah Rizky itu mulai mengantuk bahkan tidak kuat untuk menahan rasa kantuknya. Akhirnya Rizky yang menyadari itu sedikit merebahkan jok kursi Wanda agar lebih dapat tidur dengan nyenyak.

Perjalanan akhirnya berakhir pada sebuah rumah tua namun begitu nampak asri nan hijau. Wanda terbangun karena bunyi pintu mobil yang ditutup oleh Rizky dengan agak keras. Melihat pria yang membawanya tadi dia pun mengikuti kemana Rizky pergi. “mau ke mana?”, tanya wanda. “kebetulan kamu sudah bangun, mari ikuti aku kejutan akan segera menemuimu”, ucap Rizky sambil tersenyum mesrah dan nampak ikhlas terhadap Wanda.
“ini rumah siapa?”, “oh, ini rumah oomku. Kebetulan dia sedang pergi keluar negeri jadi aku yang mengurusnya”, penjelasan Rizky mengenai rumah itu. Namun penjelesan Rizky kini berupah seddikit menyeramkan. Apalagi dengan senyum sinis membuat hati Wanda berdetak lebih cepat seakan ia tidak dapat bernafas. Dengan nada sedikit bergetar Wanda bertanya “ada apa ini, kau mau memberikanku kejutan apa?”. “tenang saja, aku tidak akan berbuat macam-macam. Namun aku ingin kau melakukan sesuatu untukku”, Rizky kembali menjelaskan maksudnya.
“aku tidak bisa, Riz. Sungguh aku tidak bisa melakukannya”, Wanda menolak apa yang diminta oleh Rizky karena itu bertentangan dengan aturan dan hukum yang berlaku. “tapi ini adalah orang yang membuatmu kehilangan kedua orang tuamu yang sangat kamu cintai. Apa salahnya kau membalaskan dendam kedua orang tuamu. Pastinya orang tuamu akan melihat kamu dari atas sana dengan senyum bangga”, Rizky mendesak dengan mencoba mempengaruhi Wanda. “tapi Riz, aku sudah merelakan kejadian waktu itu. Biarkan orang itu berusaha menghapus semua kesalahannya. Biarkan dia mendapat kesempatan”, pinta Wanda dengan berharap semua ini akan segera selesai. “Hahahaha, apa kau bilang kau mengampuninya. Apa kau tidak memberikan pelajaran padanya. Kau mungkin sudah terpengaruhi oleh ketampanannya. Ho, apa kau berkeinginan untuk mati bersamanya”. “atau mungkin kau sudah menyukai pria ini karena perlakuannya mengasyikan terhadap tubuhmu, ha?!”, sambung Rizky dengan nada keras membentak-bentak. “cukup!, cukup Riz. Aku tidak seperti yang kamu sebutkan. Aku hanya ingin memberikan dia kesempatan untuk berubah”, ucap Wanda yang diselingi isak tangis kecil. Namun sedikitpun tidak digubris oleh Rizky yang sudah mulai memukuli pria itu.
“kurang ajar!, bajingan!, anjing!”, segala maki-makian keluar dari mulut Rizky sambil menyiksa pria yang diikat seluruh tubuhnya. Hingga pukulan keras tepat mengarah ke kepala pria itu. Sontak jeritan histeris Wanda terdengar keluar hingga jauh. “cukup. cukup. cukup.....”, Kini tubuh Wanda menggigil tidak karuan melihat perbuatan bengis dan sadis dari Rizky. Rizky mengambil pisau yang terpajang di dinding dan menghampiri si sandera itu. “boleh saja jika Wanda sudah memaafkanmu, namun aku akan membuat kau mengerti kerasnya kehidupan yang sebenarnya. Aku akan membunuhmu bajingan”, gumam Rizky sambil mengarahkan tusukannya ke perut si sandera. “BLESS!!!” darah muncrat dari perut samping Rizky. Rizky menengok keperutnya yang tertancap sebilah pisau. “Wanda, ke, kenapa kau menusukku”, sambil memegangi perutnya Rizky terjatuh dan berusaha merangkak kearah Wanda. “AAARRRGGGG....!!!!”, teriakan Wanda yang baru menyadari bahwa dia telah membunuh temannya sendiri yaitu Rizky. Tangan dan tubuh Wanda sekarang berlumuran darah dan selalu dipandanginya. Aku, Wanda telah membunuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar