flickr.com |
“Apa yang akan
kau berikan?”tanya Wanda. “sesuatu hal yang akan membuatmu mempunyai emosi
berlebih”,begituleh penjelasan singkat yang masih menyimpan teka-teki.
Sedangkan wanda masih saja mengejar jawaban yang pasti dari Rizki. Rizki yang sengaja
menyimpan kejutannya tetap mengelak dari pertanyaan yang diajukan. “eh, apa
kamu lapar?”, “aku ingin makan di warung sebelah SD sana mungkin di sana
masakannya enak”, ajak Rizki sembari mengalihkan pertanyaan Wanda. “aku hanya
ingin tahu apa yang akan kau berikan padaku”, muka cemberut sengaja ditampakkan
Wanda tanda mulai kesal. “bukankah akan menyenangkan jika itu menjadi kejutan
yang menarik kalau aku tetap menyimpannya?”, jawab Rizki sekenanya.
Dengan muka
kembali ceria, mereka pergi setelah makan di warung yang dimaksudkan Rizki.
Mereka bercanda ria di dalam perjalanan menuju pantai. Lamanya perjalanan
membuat gadis manis di sebelah Rizky itu mulai mengantuk bahkan tidak kuat
untuk menahan rasa kantuknya. Akhirnya Rizky yang menyadari itu sedikit
merebahkan jok kursi Wanda agar lebih dapat tidur dengan nyenyak.
Perjalanan
akhirnya berakhir pada sebuah rumah tua namun begitu nampak asri nan hijau.
Wanda terbangun karena bunyi pintu mobil yang ditutup oleh Rizky dengan agak
keras. Melihat pria yang membawanya tadi dia pun mengikuti kemana Rizky pergi.
“mau ke mana?”, tanya wanda. “kebetulan kamu sudah bangun, mari ikuti aku
kejutan akan segera menemuimu”, ucap Rizky sambil tersenyum mesrah dan nampak
ikhlas terhadap Wanda.
“ini rumah
siapa?”, “oh, ini rumah oomku. Kebetulan dia sedang pergi keluar negeri jadi
aku yang mengurusnya”, penjelasan Rizky mengenai rumah itu. Namun penjelesan
Rizky kini berupah seddikit menyeramkan. Apalagi dengan senyum sinis membuat
hati Wanda berdetak lebih cepat seakan ia tidak dapat bernafas. Dengan nada
sedikit bergetar Wanda bertanya “ada apa ini, kau mau memberikanku kejutan
apa?”. “tenang saja, aku tidak akan berbuat macam-macam. Namun aku ingin kau
melakukan sesuatu untukku”, Rizky kembali menjelaskan maksudnya.
“aku tidak
bisa, Riz. Sungguh aku tidak bisa melakukannya”, Wanda menolak apa yang diminta
oleh Rizky karena itu bertentangan dengan aturan dan hukum yang berlaku. “tapi
ini adalah orang yang membuatmu kehilangan kedua orang tuamu yang sangat kamu
cintai. Apa salahnya kau membalaskan dendam kedua orang tuamu. Pastinya orang
tuamu akan melihat kamu dari atas sana dengan senyum bangga”, Rizky mendesak
dengan mencoba mempengaruhi Wanda. “tapi Riz, aku sudah merelakan kejadian
waktu itu. Biarkan orang itu berusaha menghapus semua kesalahannya. Biarkan dia
mendapat kesempatan”, pinta Wanda dengan berharap semua ini akan segera
selesai. “Hahahaha, apa kau bilang kau mengampuninya. Apa kau tidak memberikan
pelajaran padanya. Kau mungkin sudah terpengaruhi oleh ketampanannya. Ho, apa
kau berkeinginan untuk mati bersamanya”. “atau mungkin kau sudah menyukai pria
ini karena perlakuannya mengasyikan terhadap tubuhmu, ha?!”, sambung Rizky
dengan nada keras membentak-bentak. “cukup!, cukup Riz. Aku tidak seperti yang
kamu sebutkan. Aku hanya ingin memberikan dia kesempatan untuk berubah”, ucap
Wanda yang diselingi isak tangis kecil. Namun sedikitpun tidak digubris oleh
Rizky yang sudah mulai memukuli pria itu.
“kurang ajar!,
bajingan!, anjing!”, segala maki-makian keluar dari mulut Rizky sambil menyiksa
pria yang diikat seluruh tubuhnya. Hingga pukulan keras tepat mengarah ke
kepala pria itu. Sontak jeritan histeris Wanda terdengar keluar hingga jauh.
“cukup. cukup. cukup.....”, Kini tubuh Wanda menggigil tidak karuan melihat
perbuatan bengis dan sadis dari Rizky. Rizky mengambil pisau yang terpajang di
dinding dan menghampiri si sandera itu. “boleh saja jika Wanda sudah
memaafkanmu, namun aku akan membuat kau mengerti kerasnya kehidupan yang
sebenarnya. Aku akan membunuhmu bajingan”, gumam Rizky sambil mengarahkan
tusukannya ke perut si sandera. “BLESS!!!” darah muncrat dari perut samping
Rizky. Rizky menengok keperutnya yang tertancap sebilah pisau. “Wanda, ke,
kenapa kau menusukku”, sambil memegangi perutnya Rizky terjatuh dan berusaha
merangkak kearah Wanda. “AAARRRGGGG....!!!!”, teriakan Wanda yang baru
menyadari bahwa dia telah membunuh temannya sendiri yaitu Rizky. Tangan dan
tubuh Wanda sekarang berlumuran darah dan selalu dipandanginya. Aku, Wanda
telah membunuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar